Selasa, 19 Mei 2009

BUKAN CINTA BIASA

Dalam dunia perfilman tanah air, nama Wanna B Pictures masih terdengar asing. Tetapi dalam kehadiran perdananya melalui ‘Bukan Cinta Biasa’ (BCB) ternyata mampu menyuguhkan tontonan yang cukup bersaing.

Mengangkat cerita remaja yang sarat pesan, Benni Setiawan, sang sutradara sekaligus penulis cerita, mengemasnya dalam format komedi. Hal ini membuat film bersoundtrack lagu Afghan dengan judul sama ini tidak membosankan dan enak ditonton.


Film ini menceritakan seorang rocker gaek Tommy (Ferdy Taher) yang ngetop pada tahun 1980-an. Pada masa jayanya, Tommy dikenal sebagai cowok play boy berat. Tak hanya itu, gaya hidupnya pun beraliran bebas, urakan dan suka mabuk-mabukan. Ironisnya, gaya hidup ini masih terbawa hingga usianya sudah seangkatan babe gue sekarang ini. Prinsip dia, yang penting tidak merugikan orang lain.

Hingga suatu ketika muncul seorang gadis belia bernama Nikita (Olivia Lubis Jansen) muncul di depan pintu apartemennya. Gadis cantik itu mengaku anak biologis Tommy. Kontan saja lelaki pengumbar syahwat itu kaget. Tetapi Nikita berusaha meyakinkan dengan mengatakan bahwa dirinya adalah putri Lintang (Wulan Guritno) yang pernah menjadi korban ke-play boy-an Tommy pada tahun 1990-an.

Meski dalam hatinya mengakui Nikita adalah anaknya, tetapi keegoisannya memberontak. Hingga akhirnya dia tak bisa melawan kenyataan ketika Lintang bicara.

Nikita datang dengan maksud untuk tinggal bersama ayah yang baru dikenalnya itu. Alasannya, sang mama hendak pindah ke Amerika mengikuti calon suami tercintanya. Tommy tak bisa mengelak. Mereka pun akhirnya tinggal bersama. Disinilah drama cerita menarik diikuti.

Nikita merupakan gadis cuek tapi pemberontak. Dia juga sangat religius. Tak hanya rajin sholat, tapi menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik. Bahkan pacaran saja tak boleh berpegangan tangan, karena bukan muhrim. So, bisa dibayangkan bagaimana kejadiannya bila dia tinggal dengan seorang ayah bejat?

Pada bagian ini, sang sutradara memasukkan pesan-pesan mulia dengan cukup apik. Kehadiran Nikita benar-benar membelenggu kebebasan Tommy. Kebiasaannya merokok, menenggak minuman keras dan juga memasukkan perempuan kini tak bisa dilakukannya lagi dengan bebas. Sebaliknya, dia justru dipaksa anaknya untuk belajar shalat, sebuah kewajiban yang sama sekali tak pernah terpikir sebelumnya.

Tetapi jiwa kebapakan Tommy akhirnya muncul ketika menemukan Nikita berpacaran dengan seorang rocker muda Brad (Rocky). Dia menentang hubungan cinta mereka. Karena Tommy tak ingin anak yang baru dikenalnya itu menjadi korban ke-play boy-an rocker.

Nikita melawan, dan terus melanjutkan hubungan cintanya. Karena cemas, Tommy terus membuntuti setiap kali anaknya berpacaran. Hal ini akhirnya menimbulkan rangkaian konflik. Tetapi justru karena inilah sang ayah akhirnya bertobat.

Mengikuti cerita diatas kesannya cukup serius. Tetapi, sang sutradara ternyata mampu menyuguhkannya sebagai tontongan yang ringan, bahkan menghibur. Sentuhan humor dimasukkan disana-sini dengan cukup pas, tanpa menimbulkan kesan dipaksakan.

Di tengah maraknya film-film yang mengumbar syahwat, kiranya kehadiran BCB memberikan angin segar bagi suguhan yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik.
Read More...

HOBI

Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan.

Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat ke negara-negara Eropa yang lain.

Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris "Sporting Magazine" menamakan permainan ini sebagai 'tenis lapangan' (lawn tennis). Dalam buku "Book of Games And Sports", yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai "tenis panjang". Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.


Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harry Gem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia.

Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.
T Read More...

PRESTASI DIRI

Prestasi merupakan hasil sebuah usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil baik. Misalnya seorang siswa yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai lima, bisa dikatakan memperoleh prestasi buruk atau rendah. Sebuah tim sepakbola yang lebih sering kalah ketimbang menang adalah tim sepak bola yang berprestasi buruk, dan lain-lain. Jadi prestasi dapat berupa hasil yang baik maupun buruk.

Namun pada umumnya kita mengasosiasikan prestasi sebagai hasil baik. Ketika kita mengatakan seseorang berprestasi maka yang kita maksudkan adalah orang tersebut memperoleh hasil atau prestasi yang baik.

Dari penjelasan tersebut, prestasi baiklah yang kita bahas selanjutnya. Sehingga prestasi meliputi berbagai macam bidang antara lain :

1. Prestasi belajar, yaitu hasil yang didapat dari usaha belajar,

2. Prestasi kerja, yaitu hasil yang didapat dari bekerja

3. Prestasi di bidang seni

4. Prestasi di bidang olah raga

5. Prestasi di bidang lingkungan hidup

6. Prestasi di bidang Iptek, dan lain-lain



Pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk berprestasi atau memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan prestasi merupakan kebutuhan semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi atau keinginan berprestasi antara lain :

a. berorientasi pada masa depan atau cita-citanya

b. berorientasi pada keberhasilan

c. berani mengambil resiko

d. memiliki rasa tanggung jawab

e. menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik

f. kreatif serta mampu mengelola waktu dengan baik



Prestasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar dirinya.

1. Faktor dari dalam diri, diantaranya bakat atau potensi, kepandaian atau intelektualitas, minat, kebiasaan, motivasi, pengalaman, kesehatan danemosi.

2. Faktor dari luar, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, sarana prasarana, fasilitas, gizi dan tempat tinggal.

Kedua jenis faktor tersebut mendukung satu sama lain. Prestasi biasanya akan muncul jika kedua macam faktor di atas terpenuhi secara baik.

Orang yang berprestasi adalah orang yang dianggap sukses dalam bidang tertentu, karena pada kenyataannya ia memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Konsep diri yang melekat pada orang yang berprestasi adalah konsep diri positif yang mampu menangkap, mengolah dan memberdayakan diri secara rasional dan proporsional serta efektif dan efisien.
Read More...

Prestasi merupakan hasil sebuah usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil baik. Misalnya seorang siswa yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai lima, bisa dikatakan memperoleh prestasi buruk atau rendah. Sebuah tim sepakbola yang lebih sering kalah ketimbang menang adalah tim sepak bola yang berprestasi buruk, dan lain-lain. Jadi prestasi dapat berupa hasil yang baik maupun buruk.

Namun pada umumnya kita mengasosiasikan prestasi sebagai hasil baik. Ketika kita mengatakan seseorang berprestasi maka yang kita maksudkan adalah orang tersebut memperoleh hasil atau prestasi yang baik.

Dari penjelasan tersebut, prestasi baiklah yang kita bahas selanjutnya. Sehingga prestasi meliputi berbagai macam bidang antara lain :

1. Prestasi belajar, yaitu hasil yang didapat dari usaha belajar,

2. Prestasi kerja, yaitu hasil yang didapat dari bekerja

3. Prestasi di bidang seni

4. Prestasi di bidang olah raga

5. Prestasi di bidang lingkungan hidup

6. Prestasi di bidang Iptek, dan lain-lain



Pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk berprestasi atau memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan prestasi merupakan kebutuhan semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi atau keinginan berprestasi antara lain :

a. berorientasi pada masa depan atau cita-citanya

b. berorientasi pada keberhasilan

c. berani mengambil resiko

d. memiliki rasa tanggung jawab

e. menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik

f. kreatif serta mampu mengelola waktu dengan baik



Prestasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar dirinya.

1. Faktor dari dalam diri, diantaranya bakat atau potensi, kepandaian atau intelektualitas, minat, kebiasaan, motivasi, pengalaman, kesehatan danemosi.

2. Faktor dari luar, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, sarana prasarana, fasilitas, gizi dan tempat tinggal.

Kedua jenis faktor tersebut mendukung satu sama lain. Prestasi biasanya akan muncul jika kedua macam faktor di atas terpenuhi secara baik.

Orang yang berprestasi adalah orang yang dianggap sukses dalam bidang tertentu, karena pada kenyataannya ia memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Konsep diri yang melekat pada orang yang berprestasi adalah konsep diri positif yang mampu menangkap, mengolah dan memberdayakan diri secara rasional dan proporsional serta efektif dan efisien.
Read More...

;;

Template by:
Free Blog Templates